Jumat, 04 Mei 2012

Keracunan Makanan, Penyebab dan Penanggulangan

http://indahkeluargaku.blogspot.com/2012/05/keracunan-makanan-penyebab-dan.html



Keracunan makanan bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak hingga dewasa. Keracunan makanan terjadi jika ada sejenis racun/toxic yang tidak sengaja terkandung dalam makanan/minuman yang dikonsumsi oleh tubuh.

Keracunan makanan hendaknya jangan dianggap enteng, karena bisa berakibat fatal dan bahkan sering berujung pada kematian. Sebenarnya tanda-tanda keracunan dapat dideteksi sejak awal. Apa saja deteksi dini keracunan?

Berikut ini tanda-tanda keracunan makanan, yaitu:

  • Kram perut.
  • Mual.
  • Pusing.
  • Muntah.
  • Mengalami diare.
Keadaan kram perut, mual, pusing dan muntah biasanya terjadi selang waktu satu jam setelah tubuh terkena kontaminasi racun, sedangkan keadaan diare baru akan timbul setelah 3 jam dari proses awal. Pada keadaan tertentu yang parah, muntah terjadi antara 3-4 kali dan diare yang terjadi biasanya diiringi darah ataupun lendir.

Banyak hal yang bisa menjadi penyebab keracunan makanan, yaitu:

  • Norovirus.
Norovirus masuk kedalam tubuh melalui air, sayuran serta kerang yang terkontaminasi feses/kotoran tinja.

  • Rotavirus.
Rotavirus merupakan penyebab utama kasus keracunan makanan pada bayi dan anak-anak. Rotavirus dapat masuk kedalam tubuh melalui kontaminasi feses/tinja pada makanan ataupun saat mereka berbagi tempat bermain.

  • Salmonella.
Bakteri salmonella dapat masuk ketubuh melalui makanan yang tidak dimasak hingga matang, seperti telur unggas, makanan laut ataupun produk susu.

  • Campylobacter.
Bakteri campylobacter masuk kedalam tubuh melalui konsumsi unggas mentah, susu mentah ataupun air yang terkontaminasi kotoran hewan.

  • Escherichia coli/E. Coli.
Bakteri Escherichia coli/E. Coli masuk kedalam tubuh melalui konsumsi daging  yang kurang matang, susu yang tidak ter-pasteurisasi atau air minum yang terkontaminasi tinja.

  • Listeria Monocytogenes.
Bakteri Listeria Monocytogenes masuk kedalam tubuh bersama sajian yang tidak di masak, misalnya lalapan.

  • Clostridium Botulinum/Botulism.
Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan dalam kemasan kaleng yang mengandung toksin.

Apabila keracunan makanan sudah terlanjur terjadi, penanggulangan keracunan makanan dapat dilakukan dengan cara:

  • Konsumsi Norit.
Konsumsi norit merupakan cara efektif sebagai salah satu penyerap apapun dalam perut karena bersifat arang aktif. Konsumsi norit hanya efektif untuk keracunan makanan yang terjadi didalam usus atau lambung saja, namun tidak efektif pada racun yang sudah terlanjur menyebar pada aliran darah. Selain itu norit juga menyerap sari-sari makanan yang diperlukan tubuh, yang tentu saja merugikan.

  • Konsumsi air kelapa hijau.
Konsumsi air kelapa hijau dimaksudkan untuk mengganti cairan dan elektrolit yang keluar bersama muntah dan diare.

  • Minum susu.
Susu bersifat mengikat racun dalam tubuh agar tidak beredar lebih jauh, selain itu susu bisa memicu muntah agar dapat mengeluarkan racun dalam makanan lebih banyak. Namun perlu diketahui bahwa susu tidak dianjurkan bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa ataupun alergi laktosa.

  • Tidak memberikan makanan padat kepada penderita.
Sebaiknya tidak memberikan makanan padat kepada penderita, terutama jika penderita masih mual/muntah. Akan lebih baik jika penderita diberikan cairan sedikit demi sedikit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat muntah/diare. Makanan boleh diberikan kepada penderita jika penderita berhenti mual/muntah. Makanan yang diberikan hendaknya yang bersifat lunak dan dalam porsi kecil agar mudah dicerna, misalnya bubur.

  • Hindari memberikan minuman berkafein dan yang terlalu manis.
  • Hindari memberikan makanan dan minuman yang memicu alergi penderita.

1 komentar: