Sejak dinyatakan positif mengalami kehamilan, tubuh wanita mengalami
beberapa proses perubahan yang signifikan. Perubahan tersebut bisa saja
bermacam macam yang bisa berakibat pada timbulnya masalah pada kulit, baik
kulit tubuh ataupun pada kulit wajah.
Memang idealnya kehamilan terjadi pada usia 23-35 tahun, hal ini disebabkan
kesiapan tubuh yang optimal dalam menerima perubahan tubuh yang terjadi selama
masa kehamilan, terutama elastisitas kulit yang masih baik.
Beberapa perubahan yang terjadi
selama kehamilan antara lain disebabkan oleh:
Perubahan
hormonal.
Perubahan hormonal disebabkan pada saat kehamilan, sejumlah hormon
pendukung kehamilan diproduksi oleh tubuh, antara lain:
- Hormon
Human Placental Lactogen/HPL.
- Hormon
relaksin.
- Hormon
esterogen.
- Hormon
progesteron.
- Hormon
Melanocyte Stimulating Hormone/MSH.
Meningkatnya jumlah hormon diatas dapat mempengaruhi kulit, misalnya
peningkatan hormon esterogen dapat menyebabkan timbulnya jerawat dan kulit
kering.
Perubahan
imunologik.
Perubahan imunologik adalah perubahan tubuh untuk beradaptasi dengan
kehadiran janin. Janin yang pada awalnya di anggap benda asing, dapat dikenali
dan diterima, sehingga tidak di serang oleh kekebalan tubuh.
Perubahan
fisiologis.
Perubahan fisiologis adalah perubahan mendasar pada seluruh sistem tubuh
dan genitalia. Perubahan ini dimaksudkan untuk menunjang tumbuh kembang janin
dalam rahim. Beberapa perubahan yang terjadi adalah:
- Rahim melebar.
- Volume
darah meningkat.
- Penumpukan
pigmen kulit yang menyebabkan hiperpigmentasi.
Akibat dari hiperpigmentasi adalah
timbulnya melasma dan topeng
kehamilan.
Perubahan metabolik.
Perubahan metabolik adalah perubahan pada proses-proses kimia didalam tubuh
yang meliputi:
Berbagai dampak perubahan metabolik tersebut menyebabkan terjadinya
peregangan pada kulit akibat membesarnya janin dan cairan ketuban. Pada
beberapa kasus, peregangan kulit yang terjadi secara maksimum, menyebabkan
kulit mengalami perobekan dan meninggalkan stretch-marks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar