Stimulasi yang tepat sesuai tumbuh kembang anak/balita juga bisa menentukan
pertumbuhan dan perkembangan mental anak kelak di kemudian hari. Walaupun
masing-masing anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda antara
satu anak dengan anak yang lain.
Untuk bisa memberikan stimulasi yang terbaik, orang tua harus peka terhadap
potensi yang dimiliki anak dan berbagai stimulasi yang dibutuhkan. Beri anak
motivasi untuk terus meningkatkan kemampuannya. Berikan pujian dan tantang
kembali untuk meningkatkan kesulitan suatu permainan. Lakukan semuanya dalam
keadaan dan suasana menyenangkan, sehingga mempermudah anak untuk melakukan dan
mempelajari kegiatan apapun.
Berikut ini macam tumbuh kembang dan
stimulasi yang harus dilakukan untuk anak dengan usia 25-30 bulan:
Anak mulai bisa membuat garis vertikal, horisontal dan
lingkaran dengan pensil atau crayon.
Stimulasinya:
- Sediakan
selalu kertas serta pensil dan krayon yang bisa digunakan anak saat ingin
mencorat-coret.
- Tempel
karton atau whiteboard pada salah satu dinding rumah sebagai media anak
untuk mencorat-coret.
Anak mulai bisa melakukan 2-3 instruksi sederhana.
Stimulasinya:
- Minta
anak mencuci tangannya setelah makanannya habis.
- Bermain
pasar-pasaran atau jual-beli. Minta anak berbelanja 2-3 benda lalu
menyerahkan hasil belanjaannya kepada orang tua.
Anak mulai bisa mengekspresikan perasaannya secara
terbuka.
Stimulasinya:
- Latih
anak untuk mau berbagi mainan atau makanan dengan kakak/adik atau
teman-temannya.
- Biasakan
anak memberikan hadiah kepada orang lain di hari istimewa. Hal ini untuk
melatih kepekaan anak untuk peduli kepada orang lain. Atau bisa juga latih
anak untuk membantu temannya ketika sedang mengalami kesulitan, seperti
menolong ketika ada temannya yang jatuh.
Anak mulai bisa memanjat.
Stimulasinya:
- Siapkan
tangga dengan dua atau tiga anak tangga yang bisa digunakan anak untuk
mengambil benda-benda yang letaknya agak tinggi.
Anak mulai bisa menirukan orang dewasa dan teman-teman
bermainnya.
Stimulasinya:
- Ajak
anak pergi ke taman bermain agar anak bisa bertemu dengan anak sebayanya
bersama orang tua mereka.
- Beri
contoh kepada anak bagaimana mengenalkan diri kepada teman sebayanya dan
orang tuanya. Orang tua bisa memberikan arahan misalnya, “ayo, salam
dengan om dan tante, lalu kenalkan namamu, ya..”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar