Keracunan makanan bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak hingga
dewasa. Keracunan makanan terjadi jika ada sejenis racun/toxic yang tidak
sengaja terkandung dalam makanan/minuman yang dikonsumsi oleh tubuh.
Keracunan makanan hendaknya jangan dianggap enteng, karena bisa berakibat
fatal dan bahkan sering berujung pada kematian. Sebenarnya tanda-tanda
keracunan dapat dideteksi sejak awal. Apa saja deteksi dini keracunan?
Berikut ini tanda-tanda keracunan
makanan, yaitu:
- Kram
perut.
- Mual.
- Pusing.
- Muntah.
- Mengalami
diare.
Keadaan kram perut, mual, pusing dan muntah biasanya terjadi selang waktu
satu jam setelah tubuh terkena kontaminasi racun, sedangkan keadaan diare baru
akan timbul setelah 3 jam dari proses awal. Pada keadaan tertentu yang parah, muntah
terjadi antara 3-4 kali dan diare yang terjadi biasanya diiringi darah ataupun
lendir.
Banyak hal yang bisa menjadi penyebab
keracunan makanan, yaitu:
- Norovirus.
Norovirus masuk kedalam tubuh melalui air, sayuran serta kerang yang
terkontaminasi feses/kotoran tinja.
- Rotavirus.
Rotavirus merupakan penyebab utama kasus keracunan makanan pada bayi dan
anak-anak. Rotavirus dapat masuk kedalam tubuh melalui kontaminasi feses/tinja
pada makanan ataupun saat mereka berbagi tempat bermain.
- Salmonella.
Bakteri salmonella dapat masuk ketubuh melalui makanan yang tidak dimasak
hingga matang, seperti telur unggas, makanan laut ataupun produk susu.
- Campylobacter.
Bakteri campylobacter masuk kedalam tubuh melalui konsumsi unggas mentah, susu
mentah ataupun air yang terkontaminasi kotoran hewan.
- Escherichia
coli/E. Coli.
Bakteri Escherichia coli/E. Coli masuk kedalam tubuh melalui konsumsi
daging yang kurang matang, susu yang
tidak ter-pasteurisasi atau air minum yang terkontaminasi tinja.
- Listeria
Monocytogenes.
Bakteri Listeria Monocytogenes masuk kedalam tubuh bersama sajian yang
tidak di masak, misalnya lalapan.
- Clostridium
Botulinum/Botulism.
Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan dalam kemasan kaleng yang
mengandung toksin.
Apabila keracunan makanan sudah terlanjur terjadi, penanggulangan keracunan makanan dapat dilakukan dengan cara:
- Konsumsi
Norit.
Konsumsi norit merupakan cara efektif sebagai salah satu penyerap apapun
dalam perut karena bersifat arang aktif. Konsumsi norit hanya efektif untuk
keracunan makanan yang terjadi didalam usus atau lambung saja, namun tidak
efektif pada racun yang sudah terlanjur menyebar pada aliran darah. Selain itu
norit juga menyerap sari-sari makanan yang diperlukan tubuh, yang tentu saja
merugikan.
- Konsumsi
air kelapa hijau.
Konsumsi air kelapa hijau dimaksudkan untuk mengganti cairan dan elektrolit
yang keluar bersama muntah dan diare.
- Minum
susu.
Susu bersifat mengikat racun dalam tubuh agar tidak beredar lebih jauh,
selain itu susu bisa memicu muntah agar dapat mengeluarkan racun dalam makanan
lebih banyak. Namun perlu diketahui bahwa susu tidak dianjurkan bagi mereka
yang memiliki intoleransi laktosa ataupun alergi laktosa.
- Tidak
memberikan makanan padat kepada penderita.
Sebaiknya tidak memberikan makanan padat kepada penderita, terutama jika
penderita masih mual/muntah. Akan lebih baik jika penderita diberikan cairan
sedikit demi sedikit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat
muntah/diare. Makanan boleh diberikan kepada penderita jika penderita berhenti
mual/muntah. Makanan yang diberikan hendaknya yang bersifat lunak dan dalam
porsi kecil agar mudah dicerna, misalnya bubur.
- Hindari
memberikan minuman berkafein dan yang terlalu manis.
- Hindari
memberikan makanan dan minuman yang memicu alergi penderita.
cara penanganan keracunan makan ??
BalasHapus