Senin, 02 April 2012

9 Tips Character Building untuk Anak

http://indahkeluargaku.blogspot.com/2012/04/9-tips-character-building-untuk-anak.html



Character building atau pembentukan karakter pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak sangatlah penting. Melalui pembentukan karakter yang tepat, anak akan memiliki tumbuh kembang yang baik, terutama perkembangan mentalnya.

Penerapan pendidikan dan pembentukan karakter dapat dilakukan di keluarga dengan beberapa cara dan metode. Berikut ini 9 tips yang bisa diterapkan agar pembentukan Character building untuk anak bisa tercapai, seperti yang pernah dituliskan oleh teman saya soffy wibowo, yaitu:

  • Siapkan waktu.
Orang tua perlu menyiapkan waktu, energi, pikiran dan materi untuk mendidik anak di rumah. Kualitas hubungan orang tua dan anak sangat ditentukan seberapa besar waktu orang tua bersamanya dan bukan seberapa sisa waktu orang tua untuk anaknya. Bersediakah orang tua diganggu anak ketika kondisi lelah sepulang kerja ? Apa saja hal positif yang orang tua lakukan dengan anak mulai magrib sampai dengan isya’ atau ketika hari libur ? Berapa jenis buku berkaitan dengan pendidikan karakter yang sudah orang tua baca dan berikan untuk anak? Intinya, sediakan waktu rutin minimal satu jam sehari untuk pemrograman pembimbingan karakter di rumah.

  • Jadi teladan.
Orang tua perlu menyiapkan diri menjadi teladan. Nabi Muhammad telah mencontohkan dirinya sebagai model dan teladan bagi umatnya. Bahkan Rasulullah SAW adalah Al Qur’an hidup, Artinya pada dirinya tercermin ajaran Al Qur’an, beliau adalah pelaksana pertama semua perintah Allah dan meninggalkan semua laranganNya. Sebagai pendidik maka orangtua  perlu lebih dulu mengejewantahkan karakter positif pada dirinya yang nantinya akan diajarkan pada anaknya.

  • Selalu berusaha dan bekerja keras.          
Tanamkan pentingnya Man yasra’, yahshud. ‘Siapa menanam, pasti mengetam.’ Kalau ingin mendapatkan sesuatu, harus ada upaya untuk memperolehnya. Hal ini mengajarkan pada anak agar bekerja keras untuk mencapai cita-cita dan impiannya. Sehingga anak tidak akan terjerumus pada tindakan instan yang curang dan atau menghalalkan segala cara. Misalnya, menyontek atau beli soal ujian.

  • Selalu optimis.           
Katakan Man jadda wajada, kesungguhan adalah kunci keberhasilan. Jika kita kita bersungguh-sungguh dalam berusaha, pasti kita akan berhasil. Hal jaza’ul ihsan illal ihsan, tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula. Innallaha laa yukhliful mii’aad. Sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janji. Allah telah menjajikan jalan keluar bagi mereka yang bertakwa. Laa tahzan. Innallaha ma’anaa. Jangan takut Allah bersama kita. Kuatkan anak dengan kalimat optimis : Kehendak Allah mengikuti prasangka hambaNya; Allah tidak pernah tidur; Balasan Allah tidak akan salah alamat.

  • Perintah dan Larangan.          
Perintah dan larangan hanya bantuan sederhana dalam menolong anak melakukan kebaikan dan menghindari kesalahan. Sebenarnya yang paling penting adalah menanamkan kesadaran pentingnya sebuah kebaikan dilakukan. Misal, anak perlu tahu mengapa harus membuang sampah di tempatnya dan harus membenci perilaku malas membuang sampah sembarangan. Setelah itu pemahaman dan penyadaran tentang kebaikan tersebut harus diwujudkan dalam tindakan nyata.

  • Adaptasi dan Bergaul.           
Adaptasi anak sangatlah penting. Latihlah anak terbiasa dengan orang baru. Biasakan anak tersenyum dan mengucap salam kepada tamu meski belum dikenal. Ajari juga segera menyapa lebih dulu pada teman yang baru dijumpai atau menyapa sambil lewat. Hal ini membuat anak memiliki skill beradaptasi dan bergaul.

  • Tekun dan Tabah.           
Tanamkan sifat tekun dan tabah. Permainan puzzle bisa melatih daya tahan menghadapi kesulitan. Anak juga bisa  dilatih mencuci piring, gelas dan sendok sehabis makan. Selain itu dorong anak mengerjakan PR tepat waktu. Sekali waktu, biarkan anak tidur agak larut demi menyelesaikan PR. Hal ini menghindari anak menunda pekerjaan atau bahkan tidak mengerjakannya sama sekali.

  • Pengendalian diri.           
Latih kemampuan mengendalikan diri dengan bersikap sabar dan selalu bersyukur. Dalam Islam kedua sifat ini akan mengangkat derajat orang sebagai ahli surga. Demikian pula kedua sifat ini membentuk kebahagiaan sejati sebagaimana teori psikologi positif. Cara yang bisa digunakan adalah dengan menjauhkan anak dari sumpah serapah, tidak sering mengeluh, sabar mengantri, mengajari berbagi dan membaca fenomena orang lain yang lebih susah.

  • Bijak dan Sopan Santun.           
Membiasakan bijak dalam bicara, santun dalam bertindak dan baik dalam bersikap. Latih anak berbicara dengan baik (thayyibul kalam), sebagaimana tercantum dalam QS Thaha : 44, “Maka berbicaralah kamu berdua dengan kata-kata yang lembut.” Selain itu ajari anak berbaik sangka (khusnudhan), memiliki pikiran positif, berperasaan positif dan proaktif.

Sumber :
Hidayatullah, M.Furqon. 2009. Guru Sejati : Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta. Yuma Pustaka.
Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah. Yogyakarta. Pedajogya
Seligman, Martin E.P. 2005. Authenthic Happiness. Bandung. Mizan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar